Proses Kematian

Al-Ustadz UMAR HUBEISOleh: Al-Ustadz Umar Hubeis (1904-1979)

(Murid Syekh Ahmad Surkati di Madrasah Al-Irsyad Batavia. Lahir di Batavia –Jakarta- kemudian setelah lulus dikirim Syekh Ahmad Surkati untuk memimpin Madrasah Al-Irsyad Surabaya. Beliau meninggal di Surabaya). 

Bagaimanakah prosesnya pencabutan nyawa manusia. Bagaimana pula sesudah mati di dalam kubur serta bagaimanakah keadaan saat menunggu hari kebangkitan?

Corak kehidupan seseorang akan mempengaruhi cara matinya dan akan menentukan nasibnya pada Hari Kiamat. Menurut keterangan Al-Qur’an dan al-Hadits, cara kematian seseorang dan nasibnya setelah kematiannya itu ada tiga macam.

1. Matinya orang yang beriman dan saleh serta bertakwa adalah mudah. Kematian dihadapinya dan dilaluinya dengan tenang. Malaikatpun menggembirakannya.

 

Firman-Nya dalam surah Fush-shilat ayat 30,

 اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan (konsisten dengan) pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan ganjaran surga yang telah dijanjikan kepadamu.’

Dalam hal ini, Rasulullah saw. menerangkan antara lain: seorang mukmin bila hendak mati dia akan didatangi oleh malaikat-malaikat bermuka putih laksana matahari yang bersinar atau laksana purnama, membawa kafan dari surga beserta hanut, lalu mereka duduk sejauh penglihatan, hingga datangnya Malakul Maut dan duduk dekat kepalanya sambil berkata, “Wahai roh yang baik, keluarlah engkau untuk meraih ampunan dan maghfirah serta keridhaan Tuhanmu.”

Roh pun segera keluar dengan mudah, laksana setetes air yang menetes dari kirbah, kemudian diterima oleh malaikat itu dan dibungkusnya dengan kafan beserta hanut yang dibawa dari surga itu, sehingga harumnya melebihi harum kesturi yang terbaik di bumi ini.

Dari bumi roh itu diangkat ke langit. Setiap malaikat yang dilalui akan berkata, “Alangkah baiknya roh ini, siapakah gerangan dia?” Dijawab, Dia adalah Fulan bin Fulan.”

Lalu malaikat yang lain pun ikut mengiringi dari langit ke langit sampai ke langit yang ketujuh, dimana Allah memerintahkan agar ia dimasukkan ke dalam daftar golongan orang yang baik-baik, terkenal dengan nama “Iliyyiin”. Setelah itu diterimakan kembali kepada jasadnya dalam liang kuburnya. Setelah itu ia didatangi dua malaikat, Munkar dan Nakir yang bertanya. Terjadilah dialog sebagai berikut.

Siapakah Tuhanmu?”
“Tuhanku Allah.”

Apa agamamu?”
“Agamaku Islam.”

Siapa sebenarnya orang yang diutus bagi kamu itu?”
“Dialah seorang Rasul, diutus oleh Allah menyampaikan ajaran-ajaran-Nya.”

Dari mana kamu ketahui?”
“Karena aku membaca dan mempelari Kitabullah (Al-Qur’an) dan aku telah bersaksi kepadanya juga membenarkan segala keterangannya dan aku patuh pada ajaran-ajarannya.”

Sesudah soal jawab ini, terdengarlah suara dari langit. “Sesungguhnya hamba-Ku ini benar, tidak berdusta. Tunjukkanlah kelak tempatnya di surga, bukakan pintu baginya.”

Lalu terembuslah wangi-wangian yang semerbak harumnya, liang kuburnya yang sempit itu terbuka luas sejauh pandangan mata. Kemudian datanglah “makhluk” yang cantik berpakaian yang indah dan harum. Dia berkata, “Bergembiralah! Hari inilah hari yang engkau nanti-nantikan!” Orang yang saleh itu bertanya, “Siapakah kamu ini?” “Aku adalah amalmu yang saleh.”

2. Matinya oang yang tidak menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim akibat tekanan masyarakat atau akibat lain, rohnya dicabut oleh Malakul-maut Izrail sambil mengeluarkan ocehan yang pedas. Firman-Nya surah an-Nisaa’ ayat 97-99:

 “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, kepada mereka malaikat bertanya, ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab, ‘Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri.’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah ini luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi ini?’ orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Kecuali mereka yang tertindas, baik laki-laki maupun perempuan, atau anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah).

Mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya dan adalah Allah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.”

Sedang Rasulullah saw. menerangkan bahwa seorang mukmin yang seringkali melalaikan kewajibannya dan berdosa, atau disiksa sekadar dosanya, kemudian dikeluarkan ke sungai bernama Nahrul-hayat lalu dimasukkan ke dalam surga.

3. Matinya mereka para kafir amatlah sengsara. Firman Allah swt. dalam surah al-Anfaal ayat 50 dan 51.

Dan kalau engkau lihat tatkala malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir, sambil memukul muka dan punggung mereka seraya berkata, ‘Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar! Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.’ Dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya.”

Allah swt. menjelaskan juga,

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ  وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka memasuki surga, sebelum seekor unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (al-A’raaf: 40)

Kemudian mereka itu diperintahkan agar digolongkan ke dalam golongan yang terdaftar pada daftar yang diberi nama “sijjiin” dan nyawa mereka dilempar ke bawah dalam jasad mereka dan tergolong hina.

Firman-Nya dalam surah al-Hajj ayat 31,

وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاۤءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ اَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ مَكَانٍ سَحِيْقٍ

Dan barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu itu, maka ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.”

Maka sehubungan dengan nasib masing-masing manusia, waktu mati dan sesudah dikuburnya sebagaimana diterangkan oleh Al-Qur’an dan al-Hadits, masih ada yang percaya akan sistem “penebusan dosa”, sistem “menghadiahkan pahala”, “sistem talkin”, yaitu mengajarkan kepada jenazah bagaimana menjawab setiap pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, padahal Allah swt. telah menjelaskan bahwa Dia tidak akan memperlakukan sama orang-orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang-orang yang berbuat kejahatan.

Dan, dijelaskan pula bahwa mati itu adalah akhir daripada kehidupan di dunia dan awal kehidupan baru di akhirat. Orang yang sudah mati terputuslah segala amalnya, dia tidak akan bisa mendengar talkin yang dibacakan di atas kuburnya. Seandainya memang bermanfaat, tentu pernah dilaksanakan oleh Nabi sendiri walau hanya sekali.

Coba renungkan ayat-ayat di bawah ini:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰى , وَاَنَّ سَعْيَه سَوْفَ يُرٰى , ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰى

Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (an-Najm: 39-41)

اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ اجْتَرَحُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ نَّجْعَلَهُمْ كَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَوَاۤءً مَّحْيَاهُمْ .وَمَمَاتُهُمْ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْن

Apakah orang-orang yang berbuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, semasa hidup mereka dan semasa mati? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.” (al-Jaatsiyah: 21)

وَمَا يَسْتَوِى الْاَحْيَاۤءُ وَلَا الْاَمْوَاتُ  اِنَّ اللّٰهَ يُسْمِعُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَمَا اَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَّنْ فِى الْقُبُوْر .  اِنْ اَنْتَ اِلَّا نَذِيْرٌ

Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati. Sungguh, Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. Engkau tidak lain hanyalah seorang nadzir ( pemberi peringatan).” (Faathir: 22-23)

اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ

Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka telah berpaling ke belakang.” (an-Naml: 80 dan ar-Ruum: 52)

Menurut A. Hassan dalam Tafsir Al-Furqan, maksud ayat itu adalah bahwa orang-orang kafir itu tidak akan bisa engkau buat mereka menerima dan menggunakan ajaranmu, sebagaimana tidak bisa engkau buat bangkai-bangkai itu menerima dan menjalankan ajaranmu.*

One thought on “Proses Kematian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *