Pendapat Syeikh M. Rasyid Ridha tentang Imam Mahdi
Hadits-hadits tentang akan datangnya Imam Mahdi menjelang akhir zaman telah ditanggapi beragam oleh para ulama. Ada yang menganggapnya benar dan harus dipercaya, tapi ada yang tidak percaya dengan keotentikan hadits-hadits itu. Salah satu ulama besar yang tidak mempercayai kebenaran khabar tentang akan datangnya Imam Mahdi itu adalah Syekh Muhammad Rasyid Ridha, ulama besar reformis asal Mesir, murid utama dari Syekh Muhammad Abduh.
Ulama yang menjadi rujukan utama kalangan modernis-reformis di Indonesia ini berkata:
“Adapun pertentangan di antara hadits-hadits Al-Mahdi sangat kuat dan jelas, mengkompromikan riwayat-riwayat tersebut sangat sulit, orang-orang yang mengingkarinya sangat banyak, dan syubhatnya sangat jelas. Karena itu Imam Syaikhani (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkan sama sekali hadits Al-Mahdi ini dalam kitab Shahih beliau, padahal kerusakan dan fitnah banyak tersebar di kalangan bangsa-bangsa yang beragama Islam.” [Tafsir Al-Manar 9: 499]
Kemudian beliau mengemukakan beberapa contoh pertentangan hadits-hadits Al-Mahdi tersebut dan kesemrawutannya -menurut anggapan beliau- dengan mengatakan: “Sesungguhnya riwayat yang masyhur mengenai namanya dan nama ayahnya menurut Ahlus Sunnah bahwa dia bernama Muhammad bin Abdullah, dan dalam satu riwayat dikatakan Ahmad bin Abdullah. Sedangkan golongan Syi’ah Imamiyah sepakat bahwa dia adalah Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Asy’ari, imam kesebelas dan keduabelas dari imam-imam mereka yang maksum. dan mereka memberinya gelar Al-hujjah. Al-Qaaim, dan Al-Muntazhor…. Sedangkan kelompok Al-Kisaniyyah beranggapan bahwa Al-Mahdi adalah Muhammad bin Al-Hanafiyah dan dia hidup dan berdiam di gunung Dhawi.” [Tafsir Al-Manar 9: 501]
Selanjutnya beliau mengatakan, “Yang masyhur mengenai nasabnya, bahwa dia adalah ‘Alawi Fatimi (keturunan Ali dari jurusan Fatimah) dari putra Al-Hasan. Sedangkan dalam beberapa riwayat dikatakan dari putra Al-Husain. Dan ini sesuai pendapat Syi’ah Imamiyah. Di samping itu terdapat beberapa hadits yang menerangkan bahwa dia dari putra Abbas.” [Tafsir Al-Manar 9: 502]
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa banyak cerita Israiliyat yang dimasukkan dalam kitab-kitab hadits. Dan para fanatis Alawiyyah, Abbasiyyah dan Farisiyyah (Persia) mempunyai peranan yang sangat besar dalam memalsukan hadits-hadits Al-Mahdi. Masing-masing golongan mendakwakan bahwa Al-Mahdi itu dari kelompok mereka. “Orang-orang Yahudi dan orang-orang Persia mempopulerkan riwayat-riwayat ini dengan maksud meninabobokan kaum muslimin sehingga mereka bersikap pasrah, tak mau berjuang, karena menunggu munculnya Al-Mahdi untuk menegakkan Dinul Islam ini dan menyebarkan keadilan di jagad raya,” katanya tegas. [Tafsir Al-Manar 9: 501-50I] *
ARTIKEL LAIN:
Hadits-Hadits tentang Al-Mahdi Palsu (Ustadz Umar Hubeis)
Nabi Khidir dan Al-Mahdi (Ustadz Said Thalib al-Hamdani)
Betulkah Nabi Isa Akan Turun ke Bumi? (Ustadz Umar Hubeis)