Karantina Kesehatan

Oleh: Al-Ustadz Said Thalib Al-Hamdani (1903-1983 M)

HSA ALHAMDANIUlama kelahiran Kuala Kapuas (Kalteng) yang kemudian pindah dan meninggal di Pekalongan ini adalah salah satu murid takhasus Syekh Ahmad Surkati. Beliau salah satu ahli fikih besar Al-Irsyad yang lama menjadi ketua Majelis Ifta’ wa Tarhih DPP Al-Irsyad Al-Islamiyyah sampai akhir hayatnya, dan penulis puluhan buku tentang fiqih.*

Islam adalah agama peradaban, yang ingin membentuk masyarakat yang benar-benar berperikemanusiaan. Karenanya Islam menyuruh memelihara dan menjaga keselamatan lima perkara: agama, jiwa, akal, turunan, dan harta benda.

Di antara cabang-cabang pemeliharaan atas diri manusia ialah bahwa Islam memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.  Sebab, dengan kebersihan berkuranglah benih-benih kuman yang menularkan penyakit-penyakit yang membinasakan manusia. Dan dengan memelihara kesehatan berkuranglah penyakit, dan manusia dapat hidup aman dari wabah yang menyebabkan banyak kematian, dan seterusnya.

Di antara cara pemeliharaan kesehatan adalah menyingkirkan orang yang sakit dari orang yang sehat, dan selama sakitnya tidak diperkenankan bergaul dengan manusia sehat, kecuali saat-saat kunjungan dan sekedar waktu yang diperlukan.

BACA SELENGKAPNYA “Karantina Kesehatan”

Syukur Nikmat

umarhubeis1Oleh: Al-Ustadz Umar Hubeis (1904-1979)

(Murid Syekh Ahmad Surkati di Madrasah Al-Irsyad Batavia. Lahir di Batavia (Jakarta) kemudian setelah lulus dikirim Syekh Ahmad Surkati untuk memimpin Madrasah Al-Irsyad Surabaya. Beliau meninggal di Surabaya). 

Pemberian dan karunia Tuhan banyak sekali, tidak dapat dihitung. Manusia dari permulaannya sampai akhir hidupnya di atas bumi, memerlukan ibu dan ayah yang mengasuhnya dengan kasih sayang, udara, air, makanan, cahaya dan segala apa yang ada di atas bumi atau di dalamnya, dan apa yang ada di langit atau kolongnya, itu sudah disediakan juga sudah dilunakkan baginya oleh Allah swt. Perhatikan berapa banyak jenis nikmat itu?

Manusia sebagai makhluk sosial sudah diberikan gharizah dan akal, lalu diberikan tuntunan dengan perantara ilham dan perantara nabi-nabi serta rasul-rasul yang menertibkan hidupnya dan masyarakatnya, juga menjamin kebahagiaannya kelak pada hari akhirat, jika dia menggunakan gharizah nya, perasaannya dan akalnya sesuai dengan ajaran-ajaran yang mulia itu.

Nikmat menurut pandangan umum manusia adalah pemberian, keistimewaan yang lezat, yang menggembirakan atau yang memberikan kemegahan, seperti kekayaan, ilmu, kesehatan, kedudukan, kekuasaan, dan sebagainya. Sedangkan nikmat yang sebenarnya adalah wujud manusia itu dengan segala macam perlengkapan bagi jasmaninya, mental dan spiritualnya.

BACA SELENGKAPNYA “Syukur Nikmat”