SHALAT GERHANA (Bagian 8 – Habis)
Khotbah Shalat Gerhana
Oleh: Al-Ustadz Said Thalib Al-Hamdani (1903-1983 M)
Sesudah selesai shalat, imam berkhotbah memberikan nasihat kepada orang banyak agar memperbanyak istighfar, berzikir, bersedekah dan sebagainya. Rasulullah saw. setelah selesai shalat berkhotbah dan memuji Allah. Malik dan Abu Hanifah membenarkan hal ini. Sebagian pengikut Malik berpendapat bahwa Rasulullah saw. hanya menghadap kepada orang banyak untuk memberi nasihat, bukan untuk berkhotbah, karena maksudnya adalah untuk menolak anggapan bahwa terjadinya gerhana itu karena meninggal atau lahirnya seseorang, dan Rasulullah saw. menerangkan bahwa gerhana itu hanyalah sebagai salah satu tanda keagungan Allah.
Khotbah Rasulullah saw.
Setelah selesai shalat gerhana, Rasulullah saw. berdiri untuk berkhotbah dengan khotbah yang ringkas tetapi padat bersisi. Di antara isi khotbahnya ialah:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak akan terkena gerhana karena meninggal atau lahirnya seseorang. Apabila kamu melihat ada gerhana maka berdoalah kepada Allah, agungkanlah Dia, dan bersedekahlah.
Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak akan seorang pun yang lebih cemburu dari pada Allah terhadap hamba-Nya yang berzina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, kalau sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui pasti kamu tidak akan banyak tertawa, tapi akan banyak menangis.
Sungguh, di tempat ini aku telah melihat apa yang telah dijanjikan kepadamu (surga dan neraka), bahkan aku sampai akan memetik buah dari surga sewaktu kamu melihatku melangkah maju. Sungguh, aku telah melihat neraka yang satu menghancurkan lainnya seperti yang kamu saksikan saat aku sampai mundur ke belakang.”
(Dalam riwayat lain dikatakan) “Aku melihat neraka dan aku tidak melihat pemandangan seperti pemandangan hari ini, pemandangan yang sangat mengerikan. Aku menyaksikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.”
(Para sahabat bertanya), “Kenapa demikian, ya Rasulullah?”
(Rasulullah saw. menjawab), “Karena keingkarannya.”
Sahabat bertanya lagi, “Apakah mereka ingkar atau kafir kepada Allah?”
Rasulullah menjawab, “Mereka mengingkari suaminya, kebaikan suaminya. Seandainya kamu berbuat baik terhadap salah seorang di antara mereka selama setahun penuh, kemudian ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu, maka ia akan mengatakan: Sedikitpun saya tidak pernah melihat kebaikan darimu!”
“Sungguh, telah diwahyukan kepadaku bahwa nanti kamu akan mendapat cobaan dari Dajjal yang berkeliaran. Ia akan datang kepadamu dan menanyakan, ‘Apakah yang kamu ketahui tentang lelaki ini (Muhammad saw.)?’ Orang mukmin atau orang yang yakin akan menjawab, ‘Muhammad adalah utusan Allah, dia datang membawa pelajaran-pelajaran dan petunjuk, dan kami semua memenuhi seruannya. Kami beriman kepadanya dan kami mengikutinya.’ Kepada mereka akan dikatakan, ‘Tidurlah dengan tenang, kami telah mengetahui kalau kamu termasuk orang yang beriman.’ Adapun lainnya, yaitu orang munafik atau orang-orang yang ragu, mereka akan menjawab, ‘Aku tidak tahu. Aku mendengar orang-orang berkata demikian maka aku pun ikut mengatakan demikian.’” (mansyur alkatiri)
BACA JUGA:
Shalat Gerhana (1): Pengertian Shalat Khusuf dan Kusuf
Shalat Gerhana (2): Hukum Shalat Gerhana: Sunnah atau Wajib?
Shalat Gerhana (3): Jumlah Rakaat Shalat Gerhana
Shalat Gerhana (4): Cara-cara Shalat Gerhana
Shalat Gerhana (5): Shalat Gerhana: Berjamaah atau Sendiri?
Shalat Gerhana (6): Seruan untuk Shalat Gerhana