Universitas Al-Irsjad
Oleh: Abdullah Munif
Dari: Majalah GELORA AL-IRSJAD, No. 7, Syawwal 1385 H (Februari 1966), Edisi Idul Fitri
Diterbitkan oleh: Sekpen Pemuda & Peladjar Al-Irsjad Bogor
Pergerakan Al-Irsjad didirikan dan dipelopori perdjuangannja oleh Alm. Pendekar Islam Al-Muslih Al-Imam Ahmad Assoorkaty Alanshary pada tahun 1914 di Indonesia.
Garis-garis perdjuangannja didasarkan atas prinsip-prinsip Islam melalui sumbernja jang pertama: Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dan tidak sedikit telah memberikan sumbangan idiel dan potensiel kepada Revolusi Indonesia di mana pertumbuhannja, terutama di bidang mental spiritual.
Al-Irsjad adalah Pergerakan reformasi dan modernisasi Islam jang revolusioner di Indonesia.
Dalam bidang pendidikan/pengadjaran sudah banjak usaha dan hasilnya jang dapat diketjap oleh masjarakat, dan sudah banjak menelorkan kader-kader jang militan, jang sebagian mendjadi tokoh-tokoh di Indonesia maupun du luar negeri.
Djadi dapatlah kita fahami pentingnja fungsi pendidikan/pengadjaran; sebab ia merupakan salah satu media jang ditempuh Al-Irsjad untuk mentjapai tjita-tjita dan tudjuan-nja. Dimana pendidikan/pengadjaran jang diselenggarakannja bernafaskan atau sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Sekarang saja perkenalkan kepada Anda UNIVERSITAS AL-IRSJAD jang ada di kota Sala (sebagian bahan-bahan saja kutip dari surat jang dikeluarkan oleh Jajasan Ahmad Assoorkaty Sala).
UNIVERSITAS AL-IRSJAD dimulai perdjuangannja sejak 1 November 1963 di Sala dan langsung diselenggarakan di bawah tanggungjawab Jajasan Ahmad Assoorkaty jang diketuai oleh Bapak Ahmad bin Ali Sungkar. Muntjul berdirinja Universitas Al-Irsjad adalah penumbuhan dari proses perkembangan tjita-tjita Al-Irsjad, warisan ketinggian himmah dari almarhum Ahmad Assoorkaty. Ia adalah pertanda baik untuk keluarga dan warga Al-Irsjad chususnya dan untuk kaum muslimin pada umumnja. Satu langkah kemadjuan, satu titik terang, satu amal dan daja djuang jang bernilai tinggi, dan bahkan merupakan satu dari beberapa usaha menegakkan pandji dan sjiar Islam. UNIVERSITAS AL-IRSJAD sendirinja mendjadi milik kaum muslimin dan mendjadi kebanggaannja. Rebah dan djatuh, tegak dan megahnja semata-mata terletak pada ummat Islam. Bertitik tolak dari mana dan kembali ke pangkuan kaum muslimin.
“Dengan kemampuannja jang ada, maka Universitas Al-Irsjad di bawah pimpinan Prof. T.M. Hasbi Ashshiddieqy sampai mulai tahun kuliah 1965/1966 telah sampai pada peningkatan usaha ke arah pendirian Fakultas Technik, sehingga setiap tahun memperlihatkan tertjapainja kemadjuan setingkat demi setingkat, di samping mana telah ada pendaftaran pada Kementerian PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan). Sedangkan usaha dalam mendapat Pengakuan dan Persamaan dengan Universitas Negeri, selalu diusahakan dan insja Allah dalam waktu dekat dan di ambang pintu ke arah itu.”
Universitas Al-Irsjad dipimpin dan diasuh oleh tenaga-tenaga jang tjakap dan militan, jaitu antara lain oleh para mahaguru dan dosen-dosen dari IAIN dan Universitas Negeri Gadjah Mada, Jogjakarta. Semoga tenaga pengasuh dan pimpinan ini (tahun kuliah 1965/1966) berdjumlah 39 orang jang terdiri: seorang rektor, seorang guru besar, 3 orang pembantu rektor, 3 orang dekan, 3 orang pembantu dekan, 24 orang dosen, dan 5 orang staf sekretariat. Semuanya itu adalah tenaga-tenaga aktif.
Sampai sekarang Universitas Al-Irsjad sudah membuka tiga fakultas, jaitu: Fakultas Da’wah dan Tarbiyah (Dekan: Al-Ustadz Said Thalib); Fakultas Ilmu Pendidikan Umum (dekan: Dra. Warkitri); Fakultas Technik, djurusan Sipil-Mesin-Kimia (Dekan: Ir. RA Sahirul Alim M.Sc.).
Pembukaan fakultas yang terakhir ini (Fakultas Technik) adalah atas andjuran Dep. PTIP.
Menurut info dari kalangan jang dapat dipertjaja, menerangkan bahwa dalam waktu dekat ini Universitas Al-Irsjad akan melebarkan sajapnya dengan membuka beberapa fakultas di Surabaja dan Jogjakarta.
Pengurus belum merasa puas hanja sampai di situ sadja, tapi terus berusaha dengan segala daja untuk melengkapi dan meningkatkannja step by step. Tapi satu hal perlu Anda tjatat bahwa “sjarat-sjarat pokok jang penting sebagai suatu universitas telah dapat diatasi.” antara lain dapat saja sebutkan usaha untuk menjediakan perpustakaan untuk ketiga fakultas jang telah ada itu bagi mahasiswa. Sedang sebuah perpustakaan (umum) sudah ada. Dan pembinaan sebuah madjalah universitas.
Sebagai penutup, saja kutip kata achir dari surat itu, sebagai kata achir pula dari tulisan saja ini.
“Semoga Allah membukakan djalan bagi kita dalam membina kekuatan-kekuatan dan menjempurnakan kekurangan-kekurangan kita di masa jang lampau untuk kedjajaan dan kemuliaan, semarak serta sjiar ISLAM sepandjang masa.”
Wabillahit taufiq walhidajah.*