Oleh: Abdullah Batarfi
Tanggal 1 Oktober 1939 atau 80 tahun yang silam, sebuah peristiwa penting telah dicatat dalam lembaran sejarah Al-Irsyad. Karena di tanggal itulah bertempat di kota Surabaya, Congres Jubelium atau Peringatan 25 Tahun Al-Irsyad yang diselenggarakan secara besar-besaran dari sejak tanggal 26 September 1939 telah resmi ditutup.
Bagi Al-Irsyad, Kongres atau yang disebut sebagai Muktamar itu merupakan perhelatan akbar pertamanya yang diselenggarakan di tingkat nasional, karena sebelumnya kewajiban konstitusional tersebut masih dinamakan sebagai Rapat Umum Anggota atau Openbare Vergadering yang berlangsung setiap satu tahun sekali di Batavia (Jakarta), sejak pertama kalinya Al-Irsyad didirikan pada 6 September 1914.
Kongres ini bisa dikatakan merupakan titik awal dari masa peralihan kelembagaan Al-Irsyad, memasuki tahapan penting dalam menata kembali organisasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Dua organ Al-Irsyad, Pemuda Al-Irsyad dan Wanita Al-Irsyad resmi dikukuhkan sebagai Badan Otonom di Kongres ini.
Hari ini, di tanggal yang sama pada 80 tahun silam, saksi sejarah dan salah satu pelaku utama peristiwa penting Congres Jubelium itu, yaitu Al-Ustadz Ahmad Bin Salim Mahfoudz, telah berpulang ke rahamatullah. Sekretaris Congres bersejarah tersebut wafat pada 1 Oktober 2019 di Surabaya dalam usia 105 tahun. beliau adalah salah satu putera terbaik yang dilahirkan dari rahim idiologis Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang juga didirikan pada 105 tahun silam. Allahyarhamuh adalah ayahanda Ir. Lukman Mahfoudz, salah satu dari tujuh anggota Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah, yang diangkat dan ditetapkan dalam Muktamar ke-40 Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Bogor tahun 2017.
Mengutip apa yang ditulis oleh Ir. Said Sungkar dalam ungkapan duka citanya, bahwa Ustadz Ahmad bin Mahfudz rahimahullah adalah sosok pejuang Al-Irsyad sejati. “Beliau satu-satunya saksi hidup yang tersisa yang pernah berjumpa, berguru serta berinteraksi langsung dengan pendiri Al-Irsyad, Syaikh Ahmad Surkati rahimahullah,” kata Said. Menurutnya, kepergiannya memulai era baru bagi Al-Irsyad, di mana mulai saat ini tidak ada lagi sosok generasi pertama Al-Irsyad yang hadir bersama kita.
Bersama dengan Allahyarhamuh Ustadz Ahmad Bin Salim Mahfoudz, Said Sungkar dan tokoh lainnya telah berhasil dan berjasa menyusun kembali buku pegangan Mabadi Al-Irsyad yang resmi dicetak pada tahun 2012 oleh Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang diketuai H. Abdullah Jaidi (saat ini ketua Dewan Syuro). Tulisan berhaga Allahyarhamuh yang dijadikannya pengantar pada buku Mabadi tersebut diberinya judul Lil Haqiqah wa al-Tarikh atau “Demi Kebenaran dan Sejarah”.
Selamat jalan guru kami, Ustadz Ahmad Bin Salim Mahfudz. Kembalilah pada Rabbmu Yang Maha Agung dan Maha Rahman dengan iringan doa dari kami yang menyertai senyumanmu membawa bekal amal kebaikan dalam mengharap ridha Allah SWT. Kami akan selalu mengenangmu bersama doa-doa kami. Engkau adalah panutan yang menjadi suri tauladan bagi kami.*