Tokoh Peneguh Integritas Irsyadi Itu Kini Telah Pergi

Oleh: ABDULLAH ABUBAKAR BATARFIE (Ketua Pusdok Al-Irsyad Bogor)

Geys Amar, 17 Des. 2017 Muktamar Bogor2

Kabar duka cita datang dari mantan Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bapak H. Geys Amar, SH. Ia dikabarkan meninggal dunia pada hari Senin kemarin (26/4/2021), sekitar pukul 15.00 WIB.

Kabar kepergian salah satu tokoh senior Al-Irsyad ini kontan mengundang banyak perhatian keluarga besar Al-Irsyad yang merasakan kehilangan akan sosoknya dengan berbagai ungkapan yang dirasakan.

Allahyarham Geys Machfudz Amar, SH wafat di Jember (Jawa Timur) dalam usia 78 tahun dan pada hari yang sama pula, tokoh besar Al-Irsyad itu dimakamkan tepat di hari yang sama beliau pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, saat di mana kita umat Islam tengah melaksanakan ibadah shaum pada hari ke-14 bulan Ramadhan 1442 Hijriyah, bulan yang penuh rahmat dan ampunan di mana semua doa shoimiin insya Allah akan dikabulkan….Amiin.

Innalillahi wainna ilaihi raaji’un, Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu. Selamat jalan guru kami, bapak kami, paman kami dan panutan kami, AMI GEYS.
BACA SELENGKAPNYA “Tokoh Peneguh Integritas Irsyadi Itu Kini Telah Pergi”

Al-Irsyad di Indonesia

Perhimpunan Al-Irsyad di Indonesia

Oleh: Hamid Al-Anshari

SYEKH AHMAD SURKATI AL-ANSHARI
SYEKH AHMAD SURKATI AL-ANSHARI

Al-Irsyad adalah suatu pergerakan reformasi dan modernisasi Islam yang mengutamakan dakwah Islamiyah, dan bergerak terutama di bidang pendidikan dengan membawa faham baru dalam pengajaran Islam dan sosial-pedagogis berdasarkan Qur’an dan Hadits, yang dipelopori oleh Syekh Ahmad bin Muhammad Surkati Al-Anshari, seorang tokoh perintis, seorang ulama intelek yang bergelar “Syekh Al-Allamah” dari perguruan tinggi bergengsi di negeri Mekkah.

Beliau seorang tokoh Islam yang penuh semangat aktivisme, dari sejak sebelum berdirinya pergerakan Al-Irsyad. Beliau ini penyambung lidah masjarakat, yang sumber penghidupannya tidak tergantung kepada tangga birokrasi (feudal hierarchie) dari pemerintahan kolonial. Bahkan, beliau itu salah seorang yang tak segan-segan membentangkan perkara yang hak dan kebenaran, sebagaimana yang telah diucapkan oleh beliau dengan tegas, dalam suatu upacara jang dihadiri oleh pembesar-pembesar Belanda antara lain sebagai berikut:

“Ada beberapa orang yang menuduh kepada diri saya, bahwa saya ini memihak kepada Belanda. Sungguh, saya katakan terus terang di sini, saya ini tidak sekali-kali berpihak kepada orang-orang Belanda. Bahkan, saya ini sebagai seorang Muslim, lebih suka kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin, kemudian kepada orang-orang Timur.”

Dan selain dari itu, beliau sering menyatakan kepada beberapa pembesar Belanda bahwa beliau selama hidupnya selalu menjauh dari orang-orang Eropa.

BACA SELENGKAPNYA “Al-Irsyad di Indonesia”