Rasyid Ridha dan Hadits Ahad

Rasyid Ridha Menolak Hadits Ahad Jadi Dasar Agama

Syekh M. Rasyid Ridha
Syekh M. Rasyid Ridha

Selain tegas menolak hadits-hadits Israilliyat, Ridha juga tegas dalam menolak hadits-hadits ahad qawliyah yang shahiih dan jauh dari pengaruh Israiiliyai untuk dijadikan dasar agama, khususnya yang berkenaan dengan akidah dan ibadah. Sebab, yang menjadi dasar agama itu menurut Ridha harus hadits-hadits ‘amaliyyah.

Dalam salah satu pernyataannya, Ridha menegaskan:

“Sesungguhnya sunnah Rasul yang wajib dijadikan dasar ikutan adalah yang menjadi amaliah dan tingkah laku beliau dan para sahabat utama beliau. Karena itu, tidak cukup kalau hanya berdasar pada hadis-hadis qawliyah.”[1]

Penegasan tersebut beliau perkuat lagi dengan pernyataan berikut ini:

“Karena itu, dasar agama adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang mutawatir, yaitu sunnah ‘amaliyyah, seperti bagaimana cara shalat dan melaksanakan ibadah haji, dan hadits-hadits qawliyyah tertentu yang dipegangi oleh mayoritas salafus saleh. Hadis-hadis ahad yang lain yang tidak qath’i riwayah (tidak tegas riwayatnya) atau tidak qath’i dilalah (tidak tegas pengertiannya)  merupakan lapangan ijtihad.”[2]
BACA SELENGKAPNYA “Rasyid Ridha dan Hadits Ahad”